SEJARAH NAMA PAMEUNGPEUK

Selamat malam guys kali ini saya akan membahas tentang Pameungpeuk Garut Selatan. Pameungpeuk adalah salah satu wilayah yang terletak di bagian selatan Garut, Pameungpeuk mempunyai keindahan alam yang menakjubkan seperti objek wisata pantai santolo, sayang heulang dan masih banyak lagi.
Namun disampig itu, Pameungpeuk mempunyai cerita - cerita yang unik lebih condongnya cerita mistis, uhhh mistiss braddd.
loading...
Langsung aja saya akan membahas tentang sejarah nama Pameungpeuk, sebelumnya seduh dulu kopinya biar lebih uhuyy apalagi sambil ngeroko anjirr nikmat pisan lah haha.

Sebelum bernama Pameungpeuk wilayah ini dijuluki Nagara Bones, ini berawal saat negara api menyerang, kampret ko avatar -_- pada saat itu raja dari kerajaan Sumedang Larang yang bernama Prabu Geusan Ulun berkelana untuk menyebarkan agama islam karena didaerah pakidulan sendiri masih memeluk agama Hindu dan Sunda wiwitan lalu beliau mendirikan kerajaan kecil didaerah bojong. Beliau menyebarkan agama Islam dengan melalui kesenian seperti wayang golek, degung dan kesenian - kesenian lainnya. Beliau sering bertirakat didaerah pulau Santolo yang berdekatan dengan pantai Sayang Heulang yang bernama Masigit Sela
pulau Santolo 

loading...
Singkat cerita Prabu Geusan ulun ini jatuh sakit, sebelum beliau meninggal dia memberikan amanat kepada putra, pandita, dan prajuritnya jika dia meninggal jasadnya jangan langsung dikuburkan, tapi dihanyutkan terlebih dahulu ke sungai dengan menggunakan rakit, lalu bilamana jasad beliau berhenti di suatu tempat maka tempat itulah yang menjadi tempat peristirahatan terakhirnya. Pada saat beliau wafat amanat tersebut dijalankan, jasadnya dihanyutkan ke sungai yang berada dikaki Gunung Nagara (ini bukan berarti gunung pada umumnya, tapi berupa perbukitan) yang diberinama sembah Ibrahim ke 1 di bantar peundeuy (penamaan ini sepertinya garis awal penghanyutan). Setelah penghanyutan maka diikutilah jasad tersebut oleh semuanya dan sampailah jasad itu berhenti disekitar pantai Sayang Heulang yang berdekatan dengan pantai Santolo berupa muara dan diberinama Cilaut Eureun (sembah Ibrahim ke 2) yang berarti jasad itu berhenti disana maka dikuburkanlah jasad Prabu itu.
Namun pada saat malamnya salah seorang putra Prabu mimpi tentang makam ayahnya tergenang oleh air dari sungai Cimanuk, lalu putra dan prajuritnya "meungpeuk" atau di "peumpeuk" yang dalam bahasa Indonesianya berarti menutup air sungai tersebut dengan tujuan membelokan sungai itu, namun pada saat proses itu banyak sekali korban yang berjatuhan ke sungai itu dan akhirnya sungai tersebut dinamai menjadi Cipalebuh dengan megambil kata "labuh" atau "jatuh". Setelah berhasil membelokan sungai maka disebutlah Pameungpeuk, dan batu Pameungpeuk itu berada di Kaum Kaler, namun batu tersebut dari waktu ke waktu mengalami penyusutan atau kecil mungkin karena proses pelapukan.
ini dia maqom Prabu Geusan Ulun

berupa musola yang didalamnya terdapat maqom tadi

Namun setelah itu jasadnya tidak ada di makam tadi, dan menurut saya itu adalah berupa maqom/patilasan karena tidak terdapat jasad. Menurut sesepuh jasad itu menghilang karena kuasa Allah SWT wallohualam. Nah.... lalu mengapa sih kebanyakan petilasan para karuhun/leluhur jaman dulu menyerupai makam? menurut sepengetahuan saya karena para karuhun ingin mengingatkan kepada orang - orang bahwa kematian itu pasti, jadi arti kata maqom dan makam itu beda, maqom berarti petilasan yang menyerupai makam/kuburan yang biasanya didalam maqom tersebut berupa barang peninggalan sang tokoh. Namun kebanyakan orang - orang malah menjadikan maqom maupun makam atau hal - hal peninggalan lainnya menjadi media untuk mencari kekayaan.

Sebagai anak bangsa kita wajib menjaga kelestarian budaya dan menjaga peninggalan bersejarah karena itu merupakan warisan leluhur kita, sebab tidak ada jaman sekarang kalau tidak ada jaman dahulu, tapi jangan sampai tujuan mulia tersebut malah menjerumuskan kita pada kemusyrikan karena hanya Allah lah tempat kita berlindung.

Comments

Popular posts from this blog

Misteri Hutan Sancang Garut

Sektor Pariwisata Dapat Menjadi PAD (Pendapatan Asli Daerah) Yang Menjanjikan Bagi Kabupaten Garut Selatan